Pemanfaatan Limbah Zat Pati
Bagi sebagian orang Indonesia, tepung tapioka atau zat pati yang berasal dari ubi kayu alias singkong begitu digemari. Karena itu, tepung tapioka merupakan komoditas yang menarik untuk dikembangkan. Lampung merupakan salah satu daerah yang menjadikan pengolahan tepung tapiokaatau zat pati sebagai industri kecil.
Sayangnya, hasil dan mutu yang mereka dapatkan masih rendah. Belum lagi, limbah zat pati onggok dan elot yang dihasilkan industri rakyat itu sebetulnya masih bisa dimanfaatkan.
Melihat kenyataan inilah Unit Pelaksana Teknis Ethanol Protein Sel Tunggal dan Gula Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (UPTEPGBPPT) mencoba mengembangkan industri rakyat tersebut dengan menerapkan teknologi nirlimbah. Teknologi ini direncanakn sebagai teknologi bersih lingkungan yang bisa meningkatkan mutu dan hasil zat pati untuk industri kecil. BPPT menjelaskan teknologi yang memanfaatkan limbah onggok dan elot itu memiliki kandungan pati dan protein cukup tinggi. Teknologi ini berupa alat sederhana yang dilengkapi lubang-lubang penyaringan. Dengan menggunakan komposisi air yang lebih banyak dan penampungn bak yang lebih besar, terjadilah pengepresan untuk memisahkan zat pati. Limbah yang dikeluarkan pun memperbanyak hasil onggok dan elot yang mengandung serat karbohidrat, yang bisa di manfaatkan sebagai bahan makanan, pakan ternak, bahan obat nyamuk, bahan campuran cat, dan sebagainya. Dengan teknologi ini,, industri kecil ubi kayu diharapa bisa membantu meningkatkan produksi zat pati dan memanfaatkan limbhnya. Sebagai contoh, jika dalam satu hari sebuah industri memproduksi satu sampai dua ton ubi kayu, seperempat limbahnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan lain.
Bisnisjakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar