Kamis, 31 Mei 2012

Machu pichu , negeri diatas awan yang bergelimang dengan mas dan harta karun dan orang orangnya
inca boys
yaitu suku Inca menyembah dewa matahari. Kira-kira begitulah bayangan saya mengenai kota ini yang
banyak dipengaruhi oleh cerita komik adventure of Tintin. Saya membayangkan orang Peru kayak cerita
Apocalypsenya mel Gibson yang mengadakan upacara human sacrifice dimana ratusan orang dibunuh
dengan membelah dada mereka dan mengeluarkan jantungnya, setelah itu kepala mereka dipotong dan
digelendungkan di tangga pyramid. “ Wah exciting nech “ .
Kita berangkat dari hotel ketika langit masih gelap, karena jadwal kereta api dari Ollanta valley station
ke desa Aqua caliente dikaki gunung runtuhan Manchu picchu adalah jam 6 pagi. Saya merapatkan
jaket , udara sangat dingin apalagi kemarin malam hujan deras. Moga-moga ndak longsor. Walaupun
baru jam 6 pagi, station kereta api sudah penuh dengan antrian orang, untung tiket kita sudah dibeli
The lost city of machupicchu.
duluan. Kelihatannya ada terjadi sesuatu karena saya lihat orang pada bergerombol di depan gerbang
masuk dan kayaknya semua orang sedang mendiskusikan sesuatu. Washington bergegas kembali ke
bus, wajahnya tegang, “ Ada longsor besar yang menutupi rel kereta , mereka sedang inspeksi apakah
rel keretanya aman dan mereka sedang mengirim orang untuk membersihkan longsorannya..” Longsor?
Batu keramat
Wao…gimana tuh kalo rel kereta apinya lepas pada waktu menanjak gunung..kita bisa jatuh ke jurang…’
pikir saya dengan ngeri.
Bosan menunggu didalam bus, saya keluar melihat-lihat sekitar station ini. “ Wao..rupanya suara
gemuruh berasal dari sungai ini “ sahut saya sambil melihat sungai kecoklatan dengan airnya yang
berbual bual seperti orang gila. Sepanjang pintu masuk berjejer pedagang yang menjual makanan dan
survenir. “ Sir, inca cross only $7 “ seorang anak umur 8 tahun menjajakan dagangannya. “Inca cross?
Kayak apa salibnya orang inca? “ Saya amati kalung itu, warna hijau kayak batu giok berbentuk salib
yang jumlahnya 3 di setiap sisi. Ditengahnya ada biji merah ..lumayan cakep. “If you take 3 is $20 “ sahut
anak itu. Saya tersenyum ..wah so cute anak ini kelak akan jadi pedagang ulung. Saya tersenyum “One
inca cross
is enough ..” Dengan gembira saya pamerkan inca cross di leher saya , what a beautiful design.
Washington yang melihat inca cross ini nyeletuk, “Ohh you have Huayruro seed..that is a good luck
charm for us..we carry inside our wallet to attract the good fortune” sahutnya sambil menunjukkan biji
merah yang berada di dompetnya. And that cross symbol 3 world of inca, upper world (kayak surga)
, our world and under world( dunia orang mati ). “Hah jimat? “ Bukannya gembira, saya malah cepat-
cepat melepaskan kalung ini. Saya mau make sure bahwa semua berkat yang saya terima 100 % dari
Tuhan dan tidak ada jimat keberuntungan ataupun pertolongan dewa dewa apapun juga.
“ Hey good news..our train will be live at 1.30 pm.. make sure everybody ready..we will be there at 3
pm..and the sunset will be at 5 pm..so we will have only 2 hour to take a pictures” sahut Washington.
Akhirnya dengan bersesak-sesakan dan perjuangan dan juga good conection dari travel agent kita,kita
semua berhasil naik dan duduk bersama dalam satu gerbong kereta api. Di gerbong kereta api itu kita
disajikan minuman dingin dan kacang oleh pramugaranya. Pemandangannya lumayan indah, rupanya
kereta api ini hanya menyusuri sungai yang kebanyakan berada disebelah kiri saya . Sedangkan sebelah
kanan adalah pemandangan ladang-ladang jagung para petani juga gunung-gunung. Lumayan indah
apalagi atap kereta api ini sebagian dibuat dari kaca. Saya menghela nafas lega, kereta api ini tidak
menanjak gunung ataupun berjalan di jalan yang curam. Malah cendrung berjalan di jalan yang rata,
kalaupun sampai terjadi sesuatu , the worst is kita tidur di jalan.
Begitu sampai, dengan setengah berlari kita menuju ke bus yang akan membawa kita ke puncak
gunung. Seperti yang saya duga jalannya berkelak kelok kearah puncak “God help us ..” bisik saya
melihat jurang dalam di sebelah kanan bus kita. Begitu sampai kita bergegas ke pintu masuk ,untung
Washington sudah siap dengan karcis kita. Dengan melalui jalan setapak selebar 1 meter kita memasuki
lokasi Machu picchu dan walah…Reruntuhan kota hilang Machu pichu, disela sela bukit kehijauan
dengan bukit di latar belakangnya yang dikerumuni awan tipis. Yang menarik perhatian saya adalah
adanya teras-teras , yang sepintas kayak teras padi di Bali. Cuma bedanya teras-teras ini semuanya
terbuat dari batu-batu yang dipahat dengan rapi. Ada beberapa rumah penjaga di jalan masuk yang
disebut “House of guardian..”
Kota terhilang Machu picchu ini dibangun untuk sang raja dan templenya yaitu temple of sun untuk
Kereta api menuju machupicchu
dewa matahari. Dibangun diatas ketinggian 8000 ft kayak gunung Bromo. Berada tersembunyi di tengah
tengah hutan tropis, machu picchu ini secara misterius ditinggalkan oleh penduduknya dan tersembunyi
dibawah tumbuhan tropis sampai ditemukan pada tahun 1911. Saya melihat kesekeliling sambil
mengabadikannya dengan ipad saya, rasanya reruntuhan ini sangat luas Cuma … sepertinya ada yang
hilang. Tidak ada menara pyramid dan altar pengorbanan seperti yang saya harapkan.
“ Where is the altar for human sacrifice? “ tanya saya. Ternyata nech suku Inca ini walaupun
mempraktekkan human sacrifice tapi tidak sebrutal seperti suku Mayan. Suku Mayan ini mengorbankan
ribuan nyawa musuhnya, tapi inca hanya sekali-kali biasanya kalau ada peristiwa gede kayak gunung
meletus atau gempa bumi barulah mereka memberikan persembahan manusia untuk menenangkan
dewanya.
Menurut kebiasaan setiap tahun mereka akan menyeleksi anak gadis yg paling cantik yang berumur
sekitar 10 tahun . Gadis-gadis ini akan dikumpulkan disebuah rumah yang disebut
( chosen woman house ).Disini mereka akan dididik dengan bermacam –macam
pengetahuan dan ketrampilan terutama menenun. Tugas mereka untuk mempersiapkan kain
kain bagi kerajaan, dan yang terpenting mereka dipersiapkan untuk menjadi selir-selir bagi raja
bahkan menjadi permaisuri. Dan yang tercantik diantara mereka akan mendapat kehormatan
untuk dipersembahkan sebagai korban bagi dewa mereka . Beberapa mummi dari gadis-gadis
yang dikorbankan ini ditemukan beku dalam posisi duduk diselimuti dengan textile yang
terbaikdi pegunungan salju. Di duga bahwa setelah diberi minuman pembius gadis-gadis ini
ditinggalkan diatas gunung dan dibiarkan mati beku dan kelaparan disana.
Di puncak tertinggi bukit dan reruntuhan ini adalah pelataran yang disebut “The plaza “ Di situ
terlihat sisa dinding batu dengan kolom –kolom kosong, rupanya kolom ini dulunya diisi dengan
bermacam-macam patung sembahan mereka. Dari plaza ini kita memanjat lagi ke atas dan
diatas puncaknya adalah , intihuatana( batu keramat dari dewa matahari ) Sekilas batu ini
acllahuasi
tampak kayak batu biasa aja, seperti batu penggilingan. Batu ini berbentuk kubus dan diatas
nya ada pilar batu. Kayaknya batu ini berfungsi sebagai jam matahari.
Kita cuma punya waktu 2 jam untuk foto-foto, karena hari mulai gelap. Dikejauhan terlihat
another reruntuhan dengan puncak gunung sebagai latar belakangnya. Beberapa biantang
alcapa ( campuran unta dan biri-biri ) sedang merumput, kabut mulai turun dan udara terasa
dingin. Hutan tropis dikejauhan dengan sungai yang berwarna kecoklatan berbual-bual dengan
gilanya. Saya menarik nafas panjang, kesampaian juga mimpi gua melihat “The lost city of
inca “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar