detikNews
Jakarta - Kemacetan di Jakarta semakin parah. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat hal ini disebabkan oleh pertambahan mobil dan sepeda motor hingga ratusan unit tiap harinya.
"Di Jakarta, setiap harinya pertambahan mobil bisa mencapai 300 unit, sementara sepeda motor mencapai 800 unit," ujar Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim di sela-sela German- ASEAN Conference: Mass Transport Technologies di Kantor LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (26/5/2010).
Hal ini sungguh kontras dengan kondisi jalan di Jakarta. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 kilometer dan luas jalan 40,1 kilometer atau hanya 0,26 persen dari total wilayah Jakarta yang seluas 662 kilometer.
"Jalan di Jakarta, setiap tahunnya hanya tumbuh 0,01 persen. Kondisi ini jelas tidak sebanding dengan tingginya angka perjalanan," tambah dia.
Mengutip penelitian Pakar Lingkungan UI Dr Firdaus Ali, Lukman menjelaskan kerugian seluruh warga akibat kemacetan mencapai Rp 28,1 triliun pertahun. Rinciannya BBM yang terbuang percuma mencapai Rp 10,7 triliun, waktu produktif yang hilang senilai Rp 9,7 triliun.
"Kerugian kesehatan Rp 5,8 triliun dan kerugian pemilik angkutan Rp 1,9 triliun," tambahnya.
"Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Semarang satu persatu macet tahun 2015-2025," tambahnya.
(rdf/mad)
Jakarta - Kemacetan di Jakarta semakin parah. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat hal ini disebabkan oleh pertambahan mobil dan sepeda motor hingga ratusan unit tiap harinya.
"Di Jakarta, setiap harinya pertambahan mobil bisa mencapai 300 unit, sementara sepeda motor mencapai 800 unit," ujar Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim di sela-sela German- ASEAN Conference: Mass Transport Technologies di Kantor LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (26/5/2010).
Hal ini sungguh kontras dengan kondisi jalan di Jakarta. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 kilometer dan luas jalan 40,1 kilometer atau hanya 0,26 persen dari total wilayah Jakarta yang seluas 662 kilometer.
"Jalan di Jakarta, setiap tahunnya hanya tumbuh 0,01 persen. Kondisi ini jelas tidak sebanding dengan tingginya angka perjalanan," tambah dia.
Mengutip penelitian Pakar Lingkungan UI Dr Firdaus Ali, Lukman menjelaskan kerugian seluruh warga akibat kemacetan mencapai Rp 28,1 triliun pertahun. Rinciannya BBM yang terbuang percuma mencapai Rp 10,7 triliun, waktu produktif yang hilang senilai Rp 9,7 triliun.
"Kerugian kesehatan Rp 5,8 triliun dan kerugian pemilik angkutan Rp 1,9 triliun," tambahnya.
Tinggal menunggu waktu hingga Jakarta benar-benar tenggelam dalam kemacetan. Berdasarkan penelitian Masyarakat Transportasi Indonesia, tidak hanya Jakarta yang akan mengalami kemacetan total.
"Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Semarang satu persatu macet tahun 2015-2025," tambahnya.
(rdf/mad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar