Minggu, 22 Desember 2013
Sabtu, 02 November 2013
Resume Makalah Softskill
Resume Makalah Softskill
Kelompok 2 :
Edwin Wahyu Saputra 22210252
Lisnawati 24210051
Riska Andriana 26210029
Rizqi Putri Ariani 26210200
Kelompok 1 Prinsip Etika Profesi Akuntansi dan Tujuannya
Prinsip Etika Profesi Akuntansi
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam
melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap
anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas
Integritas
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
4. Obyektivitas
Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian
Profesional
Setiap
anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Kerahasiaan mengharuskan anggota yang memperoleh
informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat
menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi.
7. Perilaku Profesional
Setiap
anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi
8. Standar Teknis
Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas
.
Kelompok 2 Perilaku Etika Bisnis
Lingkungan bisnis yang mempunyai
prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa ada beberapa hal
yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung
jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat,
menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari sifat 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang
benar itu. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran
semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta
kita optimis salah satu kendala .
dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi .
dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi .
Faktor – factor yang mempengaruhi lingkungan
bisnis adalah :
1.
Lingkungan internal
2.
Lingkungan Eksternal
Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah
luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur
dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan
atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara
etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan
dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana
etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif.
Etika bisnis mencapai status ilmiah dan
akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada
tahun 1970-an
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi
moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Macam-macam teori etika bisnis, yaitu:
a) Utilitarisme (utilitarianism)
b) Deontologi
c) Teori Hak
d) Teori Keutamaan
Dalam menciptakan
etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah :
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social
responsibility)
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk teromabng-ambing oleh pesatnya
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep ”Pembangunan Berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat 5K (Katabalace, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu
Kelompok 3 Etika Goverment Dalam
Menyikapi Bisnis Di Indonesia
Etika Govemment adalah penggunaan teknologi informasi untuk oleh pemerintahan untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal yang berkenan dengan pemerintahan.
Etika Govemment adalah penggunaan teknologi informasi untuk oleh pemerintahan untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal yang berkenan dengan pemerintahan.
Masalah-masalah
praktis etika bisnis
1.
Banyak pelaku bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga
negara, dari keuntungan. financial (pajak) dan kepercayaan public terhadap
peranan negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya proses
produksi, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan
pelestarian lingkungan hidup.
2.
Masih saja terjadi persaingan tidak sehat dan monopoli
terhadap sektor-sektor ekonomi.
3.
Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan
juga sering dilakukan oleh banyak orang.
4.
Mekanisme pengawasan dan penegakan hokum terhadap kegiatan
bisnis berskala besar, acap kali diabaikan oleh pemerintah, bahkan terlihat
banyak oknum aparat pemerintah.
5.
Control lembaga legislatif (parlemen) juga sangat lemah,
sebab ada juga anggota parlemen, tingkat pusat dan tingkat daerah yang ikut
melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarkan terjadi tanpa ada upaya
melaporkannya
6.
Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis,
dan oknum pemerintah, banyak yang tidak memiliki etika dalam pembangunan
ekonomi, perdagangan dan korporasi.
Beberapa
Solusi Permasalah Etika Bisnis :
1.
Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ ekonomi yang terjadi
seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi
industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global,
sebaliknya semua Negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih
memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis.
2.
Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik
mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional.
3.
Untuk mecegah sekaligus memberantas kejahatan
bisnis/ekonomi, sesuatu hal yang signifikan, strategic dan fundamental harus
diambil, yaitu dengan lebih dahulu membenahi organisasi kekuasaan kehakiman,
kejaksaan dan kepolisian.
4.
Integritas moral pemerintah dan parlemen juga harus lebih
baik, agar tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam berbuat
kejahatan bisnis/ekonomi.
5.
Etika bisnis harus disosialisasikan oleh pemerintah dan LSM
secara berkelanjutan.
6.
Prinsip-prinsip good corporate governance harus diterapkan
pada semua korporasi, baik milik asing, pemerintah, maupun swasta lokal.
Kelompok 4 Akuntansi sebagai Profesi
dan Etika dalam Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor
akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan
jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan
penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas
dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk
mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah
ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban
yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan
profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di
pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Peran akuntansi
1. Akuntan Publik (Public Accountants)
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
4. Akuntan Pendidik
Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah
organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab
terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung
jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk
mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta
pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan.
Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
1. Integritas
2. Kerjasama
3. Inovasi
4. Simplisitas
Teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan
dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi
Masyarakat yaitu :
1. Jasa assurance
2. Jasa Atestasi terdiri dari audit,
pemeriksaan (examination), review, dan Prosedur yang disepakati (agreed upon
procedure).
Kelompok 5 Kode Etika Profesi
Akuntansi
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
1. Kontribusi untuk masyarakat dan
kesejahteraan manusia.
2. Hindari menyakiti orang lain.
3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya
4. Hak milik yang temasuk hak cipta dan
hak paten
5. Memberikan kredit yang pantas untuk
properti intelektual
6. Menghormati privasi orang lain
7. Kepercayaan
Kode Etik AICPA ( American Institute of Certified Public
Accountants) terdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip
Etika dan pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules) :
1. Tanggung Jawab
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Objektivitas dan Independensi
5. Kehati-hatian (due care).
6. Ruang Iingkup dan Sifat
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika,
yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip
Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan
Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan
yang bersangkutan.
Berikut adalah delapan prinsip etika yang telah ditentukan
ketetapannya:
1. Prinsip pertama: Tanggung Jawab
Profesi
2. Prinsip Kedua: Kepentingan Publik
3. Prinsip Ketiga: Integritas
4. Prinsip Keempat: Objektivitas
5. Prinsip Kelima: Kompetensi dan
Kehati- hatian Profesional
6. Prinsip Keenam: Kerahasiaan
7. Prinsip Ketujuh: Perilaku
Profesional
8. Prinsip Kedelapan : Standar Teknis
Prinsip dan Kode Etik menurut IFAC ( International
Federation of Accountan Committee)
Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara anggota IFAC. Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:
Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara anggota IFAC. Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:
1. Integritas.
2. Objektivitas.
3. Kompetensi profesional dan
kehati-hatian.
4. Kerahasiaan.
5. Perilaku Profesional.
Dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
Sebagai profesional,
anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran
tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja
sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.
1.
Atestasi
Atestasi adalah suatu pernyataan
pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah
asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
2.
Audit
Pengauditan adalah
suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3.
Kompilasi dan Review
Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian
dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen
tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan aapapun terhadap
laporan tersebut. Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan
keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk
memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang
harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum.
4.
Laporan Keuangan
Prospektif
Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang
merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun proyeksi keuangan. Laporan
keuangan prospektif digunakan baik untuk penggunaan umum atau terbatas.
5.
Pengendalian Mutu
Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP),
organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem
pengendalian mutu. Sebagai pedoman, organisasi profesi menetapkan sembilan
elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan oleh KAP.
Kelompok 7 Etika Dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi
Manajemen
Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas.
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan
aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan
penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak
internal dan pihak eksternal. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung
jawab untuk:
1. Menyusun laporan keuangan dari
perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun
pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Membuat laporan keuangan yang sesuai
dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat
dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala
informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen,
yaitu:
1. Perencanaan
2. Pengevaluasian yang diharapkan
3. Pengendalian
4. Menjamin pertanggungjawaban sumber
5. Pelaporan eksternal.
Competence, Confidentiality, Integrity and Objectivity of
Management Accountant
Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen:
Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen:
1. Competence (Kompetensi)
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
3. Integrity (Kejujuran)
4. Objectivity of Management Accountant
(Objektivitas Akuntan Manajemen)
Merupakan tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa
karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi
utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan
membuka rahasia perusahaan.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
1. Whistle Blowing internal
2. Whistle Blowing eksternal
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa
pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di
dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.
Kelompok 8 Etika dalam
Akuntansi Keuangan dan akuntansi Manajemen
Etika
dalam Akuntansi Manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan
informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk
keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi
serta pengambilan keputusan. Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam
menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai
melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk
bertindak jujur, terpecaya dan etis.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang
akuntan manajemen:
1. Perencanaan
Menyusun
dan berpartisipasi dalam mengembangkan system perencanaan, menyusun
sasaran-sasaran yang diharapkan dan memilih cara-cara yang tepat untuk
memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
2. Pengevaluasian
Mempertimbangkan
implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan serta
membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
3. Pengendalian
Menjamin
integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan
sumber-sumbernya.
4. Menjamin pertanggungjawaban sumber
Mengimplementasikan
suatu system pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban
dalam suatu organisasi.
5. Pelaporan eksternal
Ikut berpartisispasi dalam proses mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal
Etika
dalam akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi
dan aktivitasnya pada kegiatan-kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu
perusahaan dan penyusunanlaporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai
pihak, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Tujuan akuntansi keuangan
adalah menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan, maka laporan
keuangan harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan, laporan keuangan tersebut harus mampu memberikan suatu
rangkaian historis informasi dari sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiabn
perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang mengabaikan perusahaan terhadap
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban tersebut dinyatakan secara kuantitatif
dengan satuan mata uang.
Tanggung jawab seorang akuntan :
1. Menyususn laporan keuangan dari perusahaan
secara integral
2. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan
karakteristik kualitatif laporan keuangan
Minggu, 06 Oktober 2013
Paper Perilaku Etika Bisnis Kelompok 2 : Edwin Wahyu Saputra :22210252, Lisnawati :24210051, Riska Andriana :26210029, Rizqi Putri Ariani :26210200
Perilaku Etika Bisnis
Lingkungan bisnis
yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa ada
beberapa hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri,
pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan
persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan
menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu
mengatakan yang benar itu. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta
kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat
dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala .
dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi .
dalam menghadapi era globalisasi dapat dia atasi .
Moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan kesepakatan secara rela dari
semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang
seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat
akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang
terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis
sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
serta kelompok yang terkait lainnya.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara
pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan
internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis
perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha,
pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja
yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka
inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui
adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis
tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu
etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan
pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada
suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
A.
Lingkungan Bisnis
Lingkungan
bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu
lembanga organisasi atau perubahan. Faktor – factor yang mempengaruhi
lingkungan bisnis adalah :
1. Lingkungan
internal
Segala
sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi
atau perusahaan tersebut.
2. Lingkungan
Eksternal
Segala
sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi
organisasi atau perusahaan.
Perubahan lingkungan bisnis yang semakin
tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin komperatif menimbulkan pesaingan
yang semakin tajam, ini di tandai dengan semakin banyaknya perusahaan milik
pemerintah atau swasta yang didirikan baik itu perusahaan berskala besar,
perusahaan menengah, maupun perusahaan berskala kecil.
Lingkungan
bisnis yang mempengaruhi Perilaku Etika
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan
lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak
etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka
dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan
dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
B.
Perkembangan
Dalam Etika Bisnis
Diakui bahwa
sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah lluput dari
sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan
bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau
takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara
etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan
dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana
etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif.
Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan
identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada tahun 1970-an.
Untuk memahaminya, menurut Richard De George, pertama-tama perlu membedakan
antara ethics in business dan business ethics.
Masa lahirnya etika bisnis terdapat dua faktor yang
mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an. Pertama sejumlah filosof
mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah sekitar bisnis dan etika bisnis
sebagai suatu tanggapan atas krisis moral yang sedang melputi dunia bisnis di
Amerika Serikat. Kedua terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis.
Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen
dalam meneruskan tendensi etika terapan. Masa eika bisnis melus ke Eropa, etika
bisnis mulai merambah dan berkembang setelah sepuluh tahun kemudian. Hal ini
pertama-tama ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat
yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula
European Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara
akademisi dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari
organisasi nasional dan internasional.
C.
Etika
Bisnis
Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Macam-macam teori etika bisnis, yaitu:
a) Utilitarisme (utilitarianism)
Utilitarisme berarti suatu perbuatan
adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan jadi tidak boleh
dimengerti dengan cara egoistis.
b)
Deontologi
Deontologi lebih menekankan pada
perbuatan yang tidak dihalalkan karena tujuannya maksudnya kita tidak pernah boleh melakukan
sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.
c) Teori
Hak
Teori Hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teri deontologi,
karena hak berkaitan dengan kewajiban.
d) Teori
Keutamaan
Dalam teori keutamaan, baik buruknya
perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Kalau sesuai
dengan norma, suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak sesuai, perbuatan adalah
buruk.
Etika
Bisnis Dalam Akuntansi
Profesi
akuntan publik bisa dikatakan sebagai salah satu profesi kunci di era
globalisasi untuk mewujudkan era transparansi bisnis yang fair, oleh karena itu
kesiapan yang menyangkut profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus
dipunyai oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, berpengetahuan dan
berkarakter. Karakter menunjukkan personality seorang
profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap
dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di masyarakat
pemakai jasa profesionalnya. Profesi juga dapat dirumuskan sebagai pekerjaan
yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi serta dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam.Untuk menegakkan akuntansi sebagai sebuah profesi yang etis,
dibutuhkan etika profesi dalam mengatur kegiatan profesinya. Etika profesi itu
sendiri, dalam kerangka etika merupakan bagian dari etika sosial. Karena etika
profesi menyangkut etika sosial, berarti profesi (dalam hal ini profesi
akuntansi) dalam kegiatannya pasti berhubungan dengan orang/pihak lain
(publik). Dalam menjaga hubungan baik dengan pihak lain tersebut akuntan
haruslah dapat menjaga kepercayaan publik.
Dalam
menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik
profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan
pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi
dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat
atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya,
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian
pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
D.
Kepedulian Bisnis Terhadap
Etika
Korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang semakin meluas di masyarakat yang sebelumnya hanya di tingkat pusat dan
sekarang meluas 4 sampai ke daerah-daerah, dan
meminjam istilah guru bangsa yakni Gus Dur, korupsi yang sebelumnya di bawah meja, sekarang sampai ke
meja-mejanya dikorupsi adalah bentuk moral hazard di
kalangan ekit politik dan elit birokrasi. Hal ini mengindikasikan bahwa di sebagian masyarakat kita telah terjadi
krisis moral dengan menghalalkan segala mecam cara
untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu memperkaya
diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi keberlanjutan kelompok. Terapi ini semua adalah pemahaman, implementasi dan
investasi etika dan nilai-nilai moral bagi para
pelaku bisnis dan para elit politik.
Dalam
kaitan dengan etika bisnis, terutama bisnis berbasis syariah, pemahaman para pelaku usaha terhadap ekonomi syariah selama ini
masih cenderung pada sisi "emosional" saja
dan terkadang mengkesampingkan konteks bisnis itu sendiri. Padahal
segmen pasar dari ekonomi syariah cukup luas, baik itu untuk usaha perbankan maupun asuransi syariah. Dicontohkan, segmen
pasar konvensional, meski tidak "mengenal"
sistem syariah, namun potensinya cukup tinggi. Mengenai implementasi
etika bisnis tersebut, Rukmana mengakui beberapa pelaku usaha memang sudah ada yang mampu menerapkan etika bisnis
tersebut. Namun, karena pemahaman dari masing-masing
pelaku usaha mengenai etika bisnis berbeda-beda selama ini,
maka implementasinyapun berbeda pula,
Keberadaan
etika dan moral pada diri seseorang atau sekelompok orang sangat tergantung pada kualitas sistem
kemasyarakatan yang melingkupinya. Walaupun
seseorang atau sekelompok orang dapat mencoba mengendalikan kualitas etika dan moral mereka, tetapi sebagai
sebuah variabel yang sangat rentan terhadap pengaruh kualitas sistem
kemasyarakatan, kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang sewaktu-waktu
dapat berubah. Baswir (2004) berpendapat
bahwa pembicaraan mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu relevan bagi Indonesia. Jangankan
masalah etika dan moral, masalah tertib hukum
pun masih belum banyak mendapat perhatian. Sebaliknya, justru sangat lumrah di negeri ini untuk menyimpulkan
bahwa berbisnis sama artinya dengan
menyiasati hukum. Akibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat lagi membedakan antara batas wilayah etika dan moral
dengan wilayah hukum. Wilayah etika dan
moral adalah sebuah wilayah pertanggungjawaban pribadi. Sedangkan wilayah hukum adalah wilayah benar dan salah yang
harus dipertanggungjawabkan di depan
pengadilan. Akan tetapi memang itulah kesalahan kedua dalam memahami masalah etika dan moral di Indonesia.
Pencampuradukan antara wilayah etika dan moral dengan
wilayah hukum seringkali menyebabkan kebanyakan orang Indonesia 5tidak bisa
membedakan antara perbuatan yang semata-mata tidak sejalan dengankaidah-kaidah
etik dan moral, dengan perbuatan yang masuk kategori perbuatanmelanggar hukum.
Sebagai misal, sama sekali tidak dapat dibenarkan bila masalahkorupsi masih
didekati dari sudut etika dan moral. Karena masalah korupsi sudahjelas dasar
hukumnya, maka masalah itu haruslah didekati secara hukum. Demikian halnya dengan masalah penggelapan pajak, pencemaran lingkungan,
danpelanggaran hak asasi manusia.
Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat
beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika
hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun
etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika
tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri.
Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi
yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak
interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan
begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan
sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam
setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu
etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan
perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar
berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.
Pelaku
bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa
dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal
pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan
Dalam menciptakan
etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah :
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk teromabng-ambing oleh pesatnya
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep ”Pembangunan Berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat 5K (Katabalace, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
9. Konsekuensi
dan konsistensi dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkankembangkan kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
E. Ketergantungan Bisnis
Terhadap Etika
Pada kenyataan yang ada pada saat ini, masih banyak dari
masyarakat belum mengenal apa itu etika dalam berbisnis tidak perlu menggunakan
etika, karena urusan etika hanya berlaku dimasyarakat yang memiliki kultur
budaya yang kuat. Ataupun etika menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada
kenyataannya etika tetap saja masih berlaku ddan banyak diterapkan di
masyarakat itu sendiri. Bagaimana dilingkungan perusahaan ? perusahaan juga
sebuah organisasi yang memili struktur yang jelas dalam pengelolaannya. Ada
banyak interaksi antara pribadi maupun institusi yang terlibat didalamnya.
Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya
penyelewengan saat mungkin terjadi, baik dalam tataran manajemen atau personal
dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar, untuk
itu ternyata etika diperlukan sebagai control akan kebijakan. Demi kepentingan
perusahaan itu sendiri oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar
berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.
Terdapat dua pandangan
tanggung jawab sosial, yaitu :
1.
Padangan klasik
Pandangan ini menyatakan bahwa tanggung jawab
sosial manajemen adalah memaksimalkan laba. Pada padangan ini manajer mempunyai
kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham
karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
2.
Padangan sosial ekonomi
Pandangan ini menyatakan bahwa tanggung jawab
sosial manajemen bukansekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencangkup
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)