Salah
satu kasus Kepailitan dilingkungan Pengadilan Niaga Jakarta barat tersebut
adalah kasus kepailitan yang terjadi antara PT. Bank X (persero) Tbk, selaku
pemohon pailit yang diajukan terhadap PT. IRWP Industries, selaku Termohon
Pailit. Dari pengajuan Permohonan Pailit tersebut, telah dijatuhkan putusan
dengan putusan Nomor : OS/PKPU/2006/PN.Niaga, Jkt.Pst.Jo Nomor :
13/Pailit/2006/PN. Niaga. Jkt.Pst. Dari putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
tersebut telah menjatuhkan bahwa Termohon Pailit (PT. IRWP Industries) pailit
dengan segala akibat hukumnya.
Penjatuhan
putusan pailit itu sendiri terhadap Termohon Pailit telah sesuai dengan Pasal
289 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, dimana didalam Pasal tersebut menyatukan
bahwa apabila Rencana Perdamaian ditolak oleh kreditor, maka pengadilan
harus menyatakan debitur Pailit. Dilihat dari bunyi pertimbangan hukum
majelis didalam putusannya tersebut, menurut pendapat penulis, penjatuhan
putusan dengan berdasar pasal diatas telah sesuai dengan peraturan perundangan
tentang kepailitan.
Sebuah
perusahaan besar yang telah memiliki citra yang baik sekalipun belum tentu
dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama karena
beberapa hal:
Ø Biaya operasional yang tinggi
Ø Manajemen yang absolete
Ø Skandal yang buruk menimpa perusahaan berkepanjangan
Ø Tuntutan-tuntutan ganti rugi yang besar dari pihak-pihak
tertentu yang merasa di rugikan dan menang pengadilan
Ø Ketidakmampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang
ketat(memenuhi jawaban need and want)
Ø Terlalu banyak tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
kapasitas produksi perusahaan
Ø Kekurangan modal kerja
Ø Terlalu banyak utang
Ø Pembayaran uang pension kepada karayawan(pension) yang
terlalu tinggi
Ø Pendapatan yang tidak sebanding dengan biaya yang harus di
keluarkan
Ø Biaya perawatan yang terlalu tinggi
Ø Persaingan yang terlalu ketat
Kebangkrutan
ialah momok yang menakutkan bagi semua entrepreneur. Tentu saja, siapa yang mau
menderita kebangkrutan? Namun jika Anda seorang entrepreneur yang tangguh dan
ulet dalam bekerja, Anda pasti bisa melewati tahapan ‘pahit’ dalam proses
mewujudkan visi dan misi Anda.
Situasi
pailit yang Anda alami sekarang mungkin akan terasa lebih mudah untuk diatasi
jika kondisi sekitar lingkungan Anda tetap positif. Tetapi harus diakui tak
semua faktor di sekeliling kita kondusif untuk mengatasi kebangkrutan yang
mendera. Dari dalam diri, seorang entrepreneur bisa saja merasa putus asa dan
memiliki tingkat kepercayaan diri yang sudah sangat menurun.
Dari
faktor eksternal, kita bisa temui tantangan itu dari pihak keluarga. Tak semua
anggota keluarga pasti 100% mendukung. Apalagi jika Anda sebelumnya
meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan untuk beralih ke dunia
entrepreneurship. Kebangkrutan menjadi sebuah titik lemah di mana anggota
keluarga Anda bisa menggoyahkan semangat untuk terus melaju. Kerumitan ditambah
dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari keluarga jika Anda adalah penyokong
kehidupan rumah tangga.
Dan
lingkungan masyarakat di Indonesia juga cenderung akan memandang Anda sebagai
seseorang yang gagal saat alami kebangkrutan. Masyarakat di tanah Air masih
belum sepenuhnya menghargai proses berat yang harus dialami oleh seorang
entrepreneur karena mereka lebih menilai keberhasilan seorang entrepreneur dari
aspek hasilnya saja. Prosesnya padahal juga tak kalah penting.
Saran
untuk menyelesaikan kasus tersebut adalah :
1. Berkomunikasi dengan
entrepreneur yang pernah alami hal serupa
Saat
alami kebangkrutan, tetaplah berkomunikasi dengan banyak orang. Mengurung diri
terlalu lama akan memberikan efek putus asa yang lebih besar. Tentu Anda harus
tetap mendekatkan diri pada Tuhan agar lekas bangkit tetapi jangan lupa untuk
juga mengokohkan jejaring bisnis. Di saat genting seperti inilah, jejaring
bisnis menjadi jaring pengaman yang bisa mengangkat Anda dari kebangkrutan.
Jika
Anda memiliki mentor atau setidaknya rekan yang sudah lebih banyak memiliki
pengalaman dalam dunia entrepreneurship, cobalah untuk meminta sebagian
waktunya untuk bisa mengobrol dekat dari hati ke hati. Jika Anda dikenal
sebagai pengusaha yang suka bekerja keras dengan reputasi yang baik tanpa cela,
kebangkitan dari kebangkrutan adalah hanya soal waktu. Dan bila Anda pernah
membantu beberapa orang rekan sesama entrepreneur sebelumnya, Anda bisa meminta
bantuan mereka untuk bangkit dengan cara yang sama-sama saling menguntungkan.
Inilah manfaat memiliki jejaring bisnis, Anda tak akan pernah sendirian
menghadapi krisis.
2. Pupuk keyakinan diri
bahwa badai pasti berlalu
Dalam
kehidupan ada perputaran antara masalah dan kebahagiaan. Jangan serta merta
putus asa menghadapi keadaan yang sedemikian rumit . Semua masalah, termasuk
kebangkrutan yang sedang Anda alami, pasti memiliki ujung dan akhir.
Teruslah
bersikap pantang menyerah, pelihara kemampuan untuk berpikir jernih. Tidak
mudah memang tetapi inilah yang harus Anda lewati sebagai seorang entrepreneur.
3. Minta bantuan pihak
ketiga yang profesional
Untuk
menyelesaikan masalah kebangkrutan dengan tuntas, Anda bisa menyewa jasa tenaga
profesional. Jenis jasa ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Misalnya, jika Anda ingin menegosiasikan utang piutang, Anda bisa sewa jasa
penasihat hukum atau konsultan bisnis yang berpengalaman dan tepercaya. Tahan
diri untuk bertindak instan dan sembrono. Keinginan untuk mencapai solusi
secara instan akan menjadi bumerang suatu saat bagi Anda.
4. Pertahankan perusahaan
Saat
sebuah perusahaan dirundung masalah kebangkrutan, ada baiknya entrepreneur
mempertimbangkan untuk mempertahankannya sebatas kemampuannya. Masa kelam ini
menjadi saat yang sesuai untuk menguji kesetiaaan para karyawan. Di samping
itu, dengan mempertahankan perusahaan, masih terbuka peluang untuk
menyelesaikan masalah keuangan (misalnya utang piutang) yang menjadi sumber
masalah utama kebangkrutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar